Rabu, 09 Maret 2011

Kualitas Batubara

Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).
Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
Kualitas dan Klasifikasi Batubara
Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboraturium, diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
Kualitas batubara ini diperlukan untuk menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian.
Untuk menentukan jenis batubara, digunakan klasifikasi American Society for Testing and Material (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983)(Tabel 5.2). Klasifikasi ini dibuat berdasarkan jumlah karbon padat dan nilai kalori dalam basis dry, mineral matter free (dmmf). Untuk mengubah basis air dried (adb) menjadi dry, mineral matter free (dmmf) maka digunakan Parr Formulas (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983) :
dimana :
FC = % karbon padat (adb)
VM = % zat terbang (adb)
M = % air total (adb)
A = % Abu (adb)
S = % sulfur (adb)
Btu = british termal unit = 1,8185*CV adb
Tabel 5.2
Klasifikasi batubara berdasarkan tingkatnya (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983)
Class
Group
Fixed Carbon ,% , dmmf
Volatile Matter Limits, % , dmmf
Calorific Value Limits BTU per pound (mmmf)
Equal or Greater Than
Less Than
Greater
Than
Equal or Less Than
Equal or Greater Than
Less
Than
Agglomerating Character
I Anthracite*
1.Meta-anthracite
98


2


nonagglomerating
2.Anthracite
92
98
2
8



3.SemianthraciteC
86
92
8
14



II Bituminous
1.Low volatile bituminous coal
78
86
14
22



2.Medium volatilebituminous coal
69
78
22
31



3.High volatile A bituminous coal

69
31

14000D

commonly
4.High volatile B bituminous coal




13000D
14000
agglomerating**E
5.High volatile C bituminous coal




11500
13000






10500
11500
agglomerating
III Subbituminous
1.Subbituminous A coal




10500
11500

2.Subbituminous B coal




9500
10500

3.Subbituminous C coal




8300
9500
nonagglomerating
IV. Lignite
1.Lignite A




6300
8300

1.Lignite B





6300



ditulis oleh Fariz Tirasonjaya
diterbitkan oleh Alam


Kualitas Batubara

Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).
Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
Kualitas dan Klasifikasi Batubara
Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboraturium, diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
Kualitas batubara ini diperlukan untuk menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian.
Untuk menentukan jenis batubara, digunakan klasifikasi American Society for Testing and Material (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983)(Tabel 5.2). Klasifikasi ini dibuat berdasarkan jumlah karbon padat dan nilai kalori dalam basis dry, mineral matter free (dmmf). Untuk mengubah basis air dried (adb) menjadi dry, mineral matter free (dmmf) maka digunakan Parr Formulas (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983) :
dimana :
FC = % karbon padat (adb)
VM = % zat terbang (adb)
M = % air total (adb)
A = % Abu (adb)
S = % sulfur (adb)
Btu = british termal unit = 1,8185*CV adb
Tabel 5.2
Klasifikasi batubara berdasarkan tingkatnya (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983)
Class
Group
Fixed Carbon ,% , dmmf
Volatile Matter Limits, % , dmmf
Calorific Value Limits BTU per pound (mmmf)
Equal or Greater Than
Less Than
Greater
Than
Equal or Less Than
Equal or Greater Than
Less
Than
Agglomerating Character
I Anthracite*
1.Meta-anthracite
98


2


nonagglomerating
2.Anthracite
92
98
2
8



3.SemianthraciteC
86
92
8
14



II Bituminous
1.Low volatile bituminous coal
78
86
14
22



2.Medium volatilebituminous coal
69
78
22
31



3.High volatile A bituminous coal

69
31

14000D

commonly
4.High volatile B bituminous coal




13000D
14000
agglomerating**E
5.High volatile C bituminous coal




11500
13000






10500
11500
agglomerating
III Subbituminous
1.Subbituminous A coal




10500
11500

2.Subbituminous B coal




9500
10500

3.Subbituminous C coal




8300
9500
nonagglomerating
IV. Lignite
1.Lignite A




6300
8300

1.Lignite B





6300



ditulis oleh Fariz Tirasonjaya
diterbitkan oleh Alam