SISTEM PENYALIRAN TAMBANG
PENYALIRAN
Penyaliran atau drainage atau identik dengan pengontrolan air tanah dan air permukaan yang biasanya mengganggu aktifitas tambang. Baik tambang terbuka, tambang bawah tanah maupun batubara.
PENGONTROLAN AIR TANAH
Adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan aktifitas penggalian biji atau batubara, maka faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah pengontrolan; curah hujan rata-rata, debit air minimum-maksimum, kualitas air dan biaya ( Sump, sumur dalam atau sumur pompa)
SASARAN PENYALIRAN
Adalah membuat lokasi kerja di areal penambangan selalu kering karena bila tidak terkontrol akan menimbulkan masalah antara lain:
1. Lokasi kerja
2. Jalan tambang becek dan licin
3. Stabilitas lereng tambang rawan longsor
4. Peralatan tambang cepat rusak
5. Kesulitan mengambil contoh (sampling)
6. Efesiensi kerja menurun dan
7. Mengancam keselamatan dan Kesehatan kerja.
Sistem penyaliran dapat berupa pencegahan air masuk ke lokasi tambang (inkovensional). Kedua sistem ini dapat diterapkan secara simultan atau diambil salah satu sistem saja. Namun air dalam jumlah tertentu diperlukan untuk aktifitas -aktifitas yang lain:
1. Mengurangi konsentrasi debu di jalan tambang.
2. Sebagai media pemisahan atau pencucian dalam pengolahan bahan galian.
3. Keperluan sehari-hari diperkantoran, perumahan & workshop
4. Dan lain-lain
Melihat cakupan masalah dan manfaat air tanah cukup luas ditambah kemajuan teknologi investigasi air tanah saat ini cukup memadai, maka manajemen air harus diperhitungkan. sistem penyaliran diuraikan dititik beratkan pada metoda atau penanggulangan air pada tambang terbuka. hal penting yang perlu mendapat perhatian serius adalah memprediksi kapan cuaca ekstrim terjadi, yaitu dimana aliran air tanah dan aliran air limpasan sangat membahayakan front penambangan.
A. EFEK AIR TAMBANG
Pengaruh atau efek tidak langsung dari air tambang (air tanah maupun air limpasan) terhadap aktifitas penambangan sebenarnya dengan mudah dapat dilihat. Kebanyakan efeknya adalah menyangkut; biaya dan keselamatan kerja.
- Efek langsung dari air terhadap penambangan
- Biaya Penyaliran, mungkin menjadi biaya yg prinsip, misalnya air
digunakan untuk proses pengolahan bahan galian atau keperluan lainnya.
- Longsoran lereng akibat resapan air dapat menghentikan aktifitas produksi
dan merusak front penambangan, perolehan biji rendah, atau mungkin
terjadi kecelakaan tambang.
b. Efek air tak langsung terhadap penambangan
- Mengurangi efesiensi kerja karyawan, peralatan dan menghambat
penanganan material.
- Menambah waktu dan biaya perawatan (maintenance) alat, ban, atau
kecelakaan akibat penggunaan listrik.
- Membersihkan pengotoran yang diakibatkan oleh longsoran tanah diareal
penambangan.
- Kemungkinan runtuhan membawa serta gas beracun.
- Membersihkan debu-debu yang halus dari alat angkut dan jalan masuk
tambang, sehingga menambah jam kerja.
- Mengganggu aktifitas peledakan
- Lumpur membuat produk menjadi tidak dapat diterima oleh proses berikutnya.
- Terjadi penyumbatan pada pipa-pipa akibat pompa senantiasa menghisap
air lumpur.
- Kemungkinan perusahaan perlu membeli material yang tahan air (waterproof)
untuk melindungi produk.
c. Efek Air Tak Langsung ke Sekitar Aktifitas Penambangan
- Kandungan air pada produk akhir bertambah, akibatnya akan
menambah biaya transpor, pengolahan dan penangan.
- Dapat terjadi polusi air disekitar luar lokasi tambang.
- Lokasi penurunan air tanah jadi menyimpan dari sebelumnya atau
bisa juga terjadi penurunan permukaan bumi.
B. PENGENDALIAN AIR TAMBANG
Terapat dua cara pengendalian air yang masuk ke dalam front penambangan, yaitu:
1. Sistem kolam terbuka (sump) atau membuat paritan dan membuat adit. Sistem membuat kolam terbuka dan paritan biasanya ideal pada tambang open cast atau kuari, karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan airnya dari bagian puncak atau lokasi yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Pompa yang digunakan pada posisi ini lebih efisien, efektif dan hemat energi.
2. Pada Tambang open pit, penggunaan pompa menjadi sangat vital untuk menaikkan air dari dasar tambang ke permukaan dan kerja pompa pun cukup berat. Kadang-kadang tidak cukup hanya satu unit pompa, tetapi harus beberapa pompa yang dihubungkan seri untuk membantu daya dorong dari dasar sampai ke permukaan.
Sedangkan sistem adit lebih ideal diterapkan pada tambang terbuka open pit dengan syarat lokasi penambangan harus mempunyai lembah tempat membuat sumuran dan adit agar air dapat keluar.
B.1. Membuat Sump di dalam front tambang (pit)
Beberapa hal yg menguntungkan pada sistem ini dapat dijadikan pertimbangan, yaitu :
- Lebih fleksibel, hanya sedikit perencanan, tidak memerlukan biaya tinggi dan waktu pengerjaan singkat.
- Efek terhadap penurunan permukaan air tanah regional dapat dikurangi, biasanya laju dan kapasitas air yang dipompakan ke atas dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pompa ditempat dekat dengan sump
- Bila air di dalam tambang kurang, biaya berkurang
- Bila aliran air menuju ke tambang cukup deras diperlukan beberapa sump dan pompa.
Cara ini paling mudah untuk menangani air limpasan.
B.2. Membuat sumur dalam (sumur bor) di dalam front tambang
Beberapa hal yg menguntungkan pada sistem ini dapat dijadikan pertimbangan, yaitu :
- Pemompaan air dapat berlangsung terus tanpa terganggu oleh aktifitas peledakan dan pemuatan.
- Sumur dapat dibuat atau di bor tanpa terganggu aktifitas didasar front tambang, termasuk peledakan.
- Sumur tidak terpengaruh oleh getaran peledakan dan aktifitas pengangkut biji.
- Areal tambang terbebas dari konstruksi pompa, pipa-pipa dan genset.
- Walaupun sumur dan pompa tersebar di luar areal pit, akan memudahkan perawatannya.
Beberapa kelebihan lain dari sistem sumur dalam (bor) baik yang ditempatkan di dalam maupun di luar front tambang, yaitu :
- Dasar tambang bebas dari sump
- Permukaan air tanah dapat diturunkan segera setelah pompa dijalankan.
- Penggalian baru langsung terbebas dari air.
- Dinding pit dijamin lebih terawat
- Laju pemompaan lebih konstan.
- Air hasil pemompaan lebih bersih.
B.3. Membuat Paritan
Sistem ini cukup ideal diterapkan pada tambang terbuka open cast atau kuari. Parit duat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju suatu kolam penampung atau langsung ke sungaiatau selokan/parit tambang. Jumlah parit disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila paritan terpaksa melalui aktifitas tambang maka terpaksa dibuat gorong-gorong (culvert) yang terbuat dari beton atau galvanis.
Dimensi parit diukur berdasarkan volume maksimum pada saat musim hujan deras dengan memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk standar penampang melintang parit umumnya trapesiun dengan kemiringan dinding 450.
Paritan kadang-kadang juga dapat diterapkan pada tambang terbuka open pit apabila situasinya memungkinkan. Sasaran akhir parit adalah kolam Atau sump yang akan menampung air sebelum dipompakan ke permukaan atau dialirkan.
Membuat sumur gali biasanya digunakan untuk keperluan penambangan seperti penyiraman jalan tambang, penyemprotan debu, perumahan dan workshop. Oleh sebab itu kapasitas sumur gali diperhitungkan berdasarkan debit air yang mengalir, dan biasanya dilengkapi dengan konstruksi penjernihan.
B. 4 SISTEM ADIT
Penyaliran dengan sistem adit cocok diterapkan pada tambang open pit yg cukup dalam, tetapi terdapat suatu lembah yang memungkinkan dibuatnya sumuran (half). Sumuran ini berfungsi sebagai jalan keluarnya aliran-aliran air melalui beberapa adit dari dalam tambang.
Aliran air akhirnya keluar melalui lembah.